“Karoshi”, Meninggal Karena Kelelahan Bekerja

“Karoshi” secara harfiah berarti “death from over work” atau kematian yang disebabkan oleh kerja yang berlebihan. Kematian itu biasanya disebabkan oleh serangan jantung, stroke atau bahkan bunuh diri akibat tidak tahan menghadapi tekanan di tempat kerja. Kejadian ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1969 ketika seorang pria berumur 29 tahun meninggal setelah terserang stroke yang disebabkan oleh terlalu capek bekerja, rata-rata salaryman memang hanya tidur empat jam saja dalam sehari. Kejadian terakhir yang paling diingat adalah ketika pada tahun 2002 seorang manager quality control dari perusahaan terkemuka Toyota meninggal dunia pada usia 30 tahun setelah bekerja lembur sebanyak 80 jam sebulan selama enam bulan.




Para pekerja di Jepang umumnya rela untuk bekerja lembur tanpa dibayar. Hal ini karena mereka menganggap bahwa dengan loyalitas tersebut, mereka akan mampu memajukan perusahaan, sehingga kemudia perusahaan akan memperhatikan nasib mereka misalnya dengan memberikan kenaikan pangkat atau kenaikan gaji. Selain itu tenaga kerja yang melimpah juga membuat perusahaan seringkali memberikan tanggung jawab yang berat kepada karyawannya tanpa dibarengi dengan kesejahteraan yang memadai.


Faktor budaya juga mempengaruhi fenomena ini. Budaya bekerja keras sangat dijunjung tinggi di Jepang karena hal inilah yang dipercaya telah mampu membuat Jepang bangkit setelah kekalahan dalam Perang Dunia II. Masyarakat Jepang menjunjung tinggi pengorbanan diri demi kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadinya.



Hal ini telah menjadi perhatian bagi Pemerintah Jepang yang mengharapkan perusahaan memberikan kebijakan terhadap para karyawan yang melakukan lembur sehingga merekatetap bisa menunjukkan loyalitasnya tanpa mengabaikan kesehatan mereka sendiri.

Sumber:

http://www.workhealth.org
http://www.economist.com

0 komentar: