Walaupun dapat diaplikasikan kepada semua aspek kehidupan, Kaizen pada era setelah Perang Dunia ke-2 difokuskan untuk peningkatan mutu produktifitas dan manajemen perusahaan-perusahaan Jepang. Ini dapat kita lihat dari mutu produk-produk yang dihasilkan Jepang dan sistem manajemen perusahaan Jepang yang terkenal sangat efisien dan efektif. Dapat kita ambil sisi pelajaran dari sejarah di dunia bahwa sebuah bangsa yang porak-poranda dijatuhi 2 bom atom di 2 kota industri terpentingnya dapat bangkit menjadi negara yang dihormati dari sumber daya manusia dan kekuatan ekonominya.
Rencanakan-Lakukan-Periksa-TindakLanjuti (Plan-Do-Check-Act)
Salah satu langkah awal penerapan kaizen adalah menjalankan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk menjamin terlaksananya kesinambungan kaizen. Siklus ini terdiri atas :
>Rencana (plan)
Penetapan target untuk perbaikan dan perumusan rencana tindakan guna mencapai target tersebut.
>Lakukan (do)
Pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat.
>Periksa (check)
Kegiatan pemeriksaan segala prosedur yang telah dijalankan guna memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana sekaligus memantau kemajuan yang telah ditempuh.
>Tindak (act)
Menindaklanjuti ketiga langkah yang ditempuh sekaligus memutuskankan prosedur baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.
Siklus ini berputar secara terus menerus dengan diselingi oleh siklus Standardize-Do-Check-Act (SDCA) di antaranya. Dalam langkah Standar (Standarize) pada siklus ini, segala prosedur baru yang telah diputuskan pada langkah Tindak dalam siklus PDCA sebelumnya disahkan menjadi pedoman yang wajib dipenuhi. SDCA fokus pada kegiatan pemeliharaan, sedangkan PDCA lebih mengacu pada perbaikan.
0 komentar: